Heboh Megathrust-BMKG Sebut Banyak Bencana Ancam RI, AHY Bilang Begini

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Ramainya isu potensi gempa megathrust belakangan ini, hingga Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan dilanda bencana besar dari tahun ke tahun, membuat Indonesia harus lebih waspada supaya dampak berjatuhannya korban jiwa dan kerugian bisa ditekan.

Terkait hal itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pemerintah Indonesia harus waspada dan melakukan langkah-langkah mitigasi. Dengan begitu, ketika bencana melanda RI, maka bisa lebih siap dan bahkan bisa mencegah jatuhnya korban jiwa.

“Benar adanya. Indonesia dikaruniai dengan alam yang begitu indah dan kaya sumber daya alam, tapi juga ada kerentanan, karena kita berada di Ring of Fire yang selalu kita harus waspada dan melakukan langkah-langkah mitigasi,” kata Agus saat ditemui di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Langkah-langkah mitigasi itu, katanya, juga perlu dibarengi oleh sikap tegas pemerintah, khususnya ATR/BPN dalam menjalankan tugas dan fungsinya menata ruang yang ada di Tanah Air dengan baik.

“Jadi artinya, tanah kita atau wilayah kita itu harus diatur sebaik mungkin, termasuk mencegah terjadinya bencana alam. Kalau ada yang sudah disampaikan tidak boleh membangun di suatu kawasan karena tidak sesuai dengan zonasi atau peruntukannya, tapi masih tetap melakukannya atau melanggarnya, maka kami harus melakukan penertiban secara tegas,” ujarnya.

Kendati demikian, Agus menekankan, pihaknya selalu mendahulukan pendekatan preventif dalam menindak masyarakat yang masih melanggar zonasi tata ruang yang ada, termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang masih bermukim di wilayah rawan bencana.

“Karena mungkin masyarakat tidak tahu bahwa huniannya itu sebetulnya rawan sekali terhadap bencana. Tapi kalau sudah diberitahu, ditegaskan juga tidak mau, maka ada langkah-langkah hukum yang bisa dijalankan. Itulah mengapa dilakukan sebelum, selama, atau sesudah tata ruang itu di diterbitkan,” terang dia.

“Di sinilah pentingnya kita kolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk juga pemerintah daerah,” kata Agus.

Peringatan Kementerian ATR/ BPN

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN Suyus Windayana mengatakan, pihaknya telah memasukkan wilayah-wilayah rawan bencana ke dalam tata ruang. Selain itu, pihaknya juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa wilayah yang rawan bencana perlu dihindari dan dilarang untuk dijadikan pemukiman.

“Wilayah-wilayah bencana memang kita masukan ke dalam tata ruang, dan itu disosialisasikan ke masyarakat. Supaya masyarakat tahu kalau daerah ini rawan bencana. Kadang-kadang orang Indonesia ini suka lupa. Kaya Aceh saja sudah ada tsunami, orang balik lagi ke lokasi itu. Jadi kami menginformasikan, ‘eh ingat ya, lokasi ini memang untuk lokasi rawan bencana. Jadi jangan dipakai’,” ucapnya dalam kesempatan yang sama.

Ia juga mencontohkan wilayah di Bandung yang merupakan jalur yang dilewati Sesar Lembang. Meski pihaknya sudah mengingatkan untuk tidak membangun bangunan bertingkat tinggi, katanya, masyarakat masih bandel dan tidak mendengarkan himbauan pemerintah.

“Jadi memang sosialisasinya harus lebih banyak. Tapi untuk wilayah bencana kita sudah masukan ke tata ruang. Jadi nanti ada tata ruang yang isinya wilayah bencana, dan orang-orang geologi yang memasukkan itu ke dalam tata ruang tersebut. Itu dimasukkan berdasarkan hitungan geologi dan perkiraan pakar geologi,” ucap Suyus.

Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)Foto: Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)
Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)

Megathrust – Banyak Bencana Intai RI

Sebelumnya, BMKG memperingatkan, banyak ancaman bencana alam yang mengintai Indonesia. Mulai dari gempa bumi, tsunami, perubahan iklim, cuaca ekstrem, hingga letusan gunung berapi.

“Sejarah membuktikan, bencana alam menjadi ancaman nyata keselamatan masyarakat dunia. Kami, Indonesia, Australua, dan India berkolaborasi untuk melindungi 25 negara di sepanjang Samudera Hindia,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan di situs resmi, dikutip Jumat (9/8/2024).

“Perlu diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki banyak ancaman bencana alam. Contohnya adalah gempa bumi, tsunami, perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan letusan gunung berapi. Bencana multi hazard yang harus ditangani dengan serius jika tidak ingin banyak masyarakat yang terdampak,” kata Dwikorita.

Salah satu potensi sumber bencana yang juga mengintai RI adalah gempa besar yang dipicu oleh tumbukan lempeng di zona megathrust. BMKG mencatat, Indonesia dikelilingi 13 segmen megathrust. 

Tak hanya itu.

BMKG juga menyebut Indonesia merupakan negara dengan merupakan wilayah dengan aktivitas kegempaan tinggi. setidaknya ada 6.000 kali gempa yang mengguncang wilayah Indonesia setiap tahunnya. Dengan magnitudo dan kedalaman yang bervariasi. Data BMKG menunjukkan, ada peningkatan aktivitas gempa di wilayah Indonesia.

“Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar. Tak hanya itu. Terdapat 295 segmen sesar aktif yang sudah teridentifikasi. Namun, masih banyak lagi yang belum teridentifikasi. Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara rawan gempa,” kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

“Sampai saat ini, lanjut dia, juga masih banyak sumber gempa atau sesar yang belum terpetakan. Dia pun mengingatkan potensi-potensi gempa merusak yang sebenarnya masih belum dikenal. Termasuk, gempa-gempa dengan kedalaman di atas 300 km di bawah laut (gempa deep focus) yang sampai saat ini pemicunya masih dalam perdebatan,” ungkap Daryono.

togel2win

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*