Perang Dunia 3 Tinggal ‘Sejengkal’, AS Siap Perang Nuklir Lawan China

Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Perang nuklir yang berpotensi memulai Perang Dunia 3 makin dekat. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui strategi untuk mempersiapkan kemungkinan konfrontasi nuklir terkoordinasi langsung dengan Rusia, China, dan Korea Utara (Korut).

Hal ini terjadi saat hubungan Negeri Paman Sam dengan ketiga negara itu terus memanas.

Dalam laporan New York Times, kebijakan pencegahan tersebut memperhitungkan penumpukan cepat persenjataan nuklir China yang dianggap akan akan menyaingi ukuran dan keragaman persediaan AS dan Rusia selama dekade berikutnya.

“Biden menyetujui strategi yang direvisi yang disebut Panduan Penggunaan Nuklir pada bulan Maret. Namun hal ini belum dijelaskan secara jelas kepada Kongres,” tulis media itu, Selasa (20/8/2024).

Pernyataan ini pun juga diterangkan oleh seorang ahli strategi nuklir MIT yang bertugas di Pentagon, Vipin Narang. Ia mengatakan bahwa Biden telah mengeluarkan panduan penggunaan senjata nuklir terbaru untuk memperhitungkan peningkatan signifikan dalam ukuran dan keragaman persenjataan nuklir China.

“Adalah tanggung jawab kita untuk melihat dunia sebagaimana adanya, bukan seperti yang kita harapkan atau harapkan,” kata Narang seperti dikutip New York Times.

“Ada kemungkinan suatu hari kita akan melihat ke belakang dan melihat seperempat abad setelah perang dingin sebagai masa jeda nuklir.”

Gedung Putih pun secara resmi mengonfirmasi hal ini. Lembaga itu mengatakan bahwa rencana tersebut sebenarnya telah disetujui oleh presiden AS awal tahun ini seraya menegaskan menegaskan bahwa langkah ini bukanlah merupakan respons terhadap satu negara atau ancaman.

“Meskipun teks spesifik dari panduan tersebut dirahasiakan, keberadaannya sama sekali bukan rahasia. Panduan yang dikeluarkan awal tahun ini bukanlah respons terhadap satu entitas, negara, atau ancaman,” ujarnya dikutip Guardian.

Washington sendiri telah beberapa kali mengisyaratkan kesediaan untuk memperluas persenjataan AS guna melawan strategi nuklir China dan Rusia baru-baru ini. Pada bulan Februari, AS memperingatkan sekutu bahwa Rusia mungkin berencana untuk menempatkan senjata nuklir ke luar angkasa.

Pada bulan Juni, Pranay Vaddi, seorang direktur senior dewan keamanan nasional, memperingatkan bahwa jika tidak ada perubahan dalam strategi nuklir oleh China dan Rusia, AS siap untuk beralih dari modernisasi senjata yang ada ke perluasan persenjataannya.

Pernyataan ini dilontarkan Vaddi ketika perjanjian pengendalian senjata nuklir utama terakhir dengan Rusia, New Start, yang menetapkan batasan senjata nuklir jarak antarbenua, berakhir pada awal 2026 tanpa ada perjanjian lanjutan. Ini ditambah lagi dengan kondisi China dan Rusia yang sudah lebih selaras secara politik dan ekonomi.

“AS memiliki strategi yang menekankan perlunya untuk menghalangi Rusia, RRC (Republik Rakyat China), dan Korut secara bersamaan,” tegasnya.

demo slot pg soft

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*