Ramai-ramai media asing menyoroti perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang lengser. Mulai dari media Singapura, Jepang, Hong Kong, hingga Amerika Serikat (AS) dan Arab.
Media Jepang, Nikkei, misalnya menulis artikel berjudul “Jokowi picks Prabowo aides for key posts in cabinet reshuffle”. Disebut bagaimana Jokowi merubah susunan kabinetnya ke beberapa sosok yang dekat dengan calon penggantinya, Menteri Pertahanan (Menhan) dan presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Presiden Indonesia Joko ‘Jokowi’ Widodo melantik beberapa menteri baru pada hari Senin dalam perombakan kabinet dua bulan sebelum masa jabatannya berakhir, dengan tokoh-tokoh yang dekat dengan pemimpin baru Prabowo Subianto mengambil alih jabatan-jabatan penting,” muat laman itu dikutip Selasa (20/8/2024).
“Jokowi dan Prabowo telah mengambil langkah-langkah menuju serah terima jabatan selama berbulan-bulan. Pada bulan Juli, Jokowi mengangkat keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono, sebagai wakil menteri keuangan. Pengangkatan Djiwandono dimaksudkan untuk memajukan alokasi anggaran bagi kebijakan-kebijakan utama Prabowo, seperti program makan siang gratis di sekolah,” jelas laman tersebut lagi.
Hal sama juga dimuat media Hong Kong, South China Morning Post (SCMP). Disebutkan bagaimana Jokowi merombak kabinet yang diyakini sebagai upaya peningkatan dukungan ke Prabowo, untuk memastikan keberlanjutan.
“Ini adalah perombakan kabinet keempat Widodo dalam 12 bulan terakhir,” muat laman itu dalam artikel berjudul “Indonesia’s Widodo rejigs cabinet in move seen as boosting Prabowo, ensuring continuity”.
“Perombakan ini kemungkinan akan menjadi landasan bagi pemerintahan berikutnya,” tambahnya memuat komentar pengamat lokal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Rahardjo.
Sementara itu, media Singapura Channel News Asia (CNA) membuat bagaimana pertanyaan muncul dari sejumlah pihak tentang apakah reshuffle itu perlu. Disinggung juga bagaimana menteri yang diganti terkait dengan perubahan arah politik partai tertentu, yang kini bersebrangan dengan Jokowi.
“Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) merombak Kabinetnya pada hari Senin (19 Agustus) dengan mengganti dua menteri yang terkait dengan oposisi,” tulis laman itu di artikel berjudul melalui artikel berjudul “Indonesia’s President Jokowi reshuffles Cabinet two months before term ends, but critics question if changes are necessary”.
“Namun, beberapa kritikus mempertanyakan perubahan Kabinet karena perubahan itu terjadi hanya dua bulan sebelum Jokowi mengundurkan diri pada bulan Oktober untuk memberi jalan bagi penggantinya, presiden terpilih Prabowo Subianto,” tambahnya lagi.
“Dalam perombakan tersebut, Bapak Jokowi mengganti dua menteri yang terkait dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P): Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif,” jelasnya.
“Menurut pengamat, meski hak prerogatif presiden untuk mengganti menteri memang ada, perubahan Kabinet tersebut dinilai sangat bermotif politik, dilihat dari para pejabat baru yang berasal dari koalisi pendukungnya.”