Peraih Nobel di Bidang Ekonomi, yang juga merupakan ekonom senior di Amerika Serikat, Paul Romer memuji cara pemerintah Indonesia dalam membangun ibu kota baru yang disebut dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Paul mengatakan, sebetulnya cara pembangunan ibu kota baru sangat penting karena memiliki implikasi langsung pada bisa atau tidaknya pembangunan itu memberikan efek berganda atau multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Beberapa pemerintahan yang telah membangun ibu kota baru telah membuat kesalahan di masa lalu, karena mereka hanya berfikir kota baru itu hanya dikhususkan sebagai pusat pemerintahan,” kata Paul Romer dalam Program Power Lunch CNBC Indonesia dikutip Jumat (13/9/2024).
Paul mengatakan, bila pembangunan ibu kota hanya dikhususkan untuk kota pemerintahan saja, maka tidak akan memberikan efek berganda bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, bila terus dikembangkan, ia memastikan dampaknya akan besar bagi peningkatan laju ekonomi, karena akan terjadi urbanisasi.
Ia mencontohkan hal ini dengan pembangunan kota Shenzhen di China yang mampu menjadi kota baru, dan terus berkembang hingga akhirnya menjadi salah satu kota yang turut andil berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negaranya. Karena, penduduknya menikmati modernisasi yang memicu aktivitas ekonomi
“Terus terang saya terkesan, dengan cara mereka (pemerintah Indonesia) menganggap ini (pembangunan IKN) seperti Shenzhen di China, yang bisa menjadi lebih besar, bisa menampung dua juta orang dan mungkin lebih. Bisa jadi pusat teknologi. Jadi, ini bukan sekadar daerah kantong pemerintahan. Bisa jadi kota yang layak,” tegas Paul.
Otorita IKN atau OIKN sebagai otoritas yang mengelola pembangunan dan pengembangan IKN sebetulnya pada Juli 2023 juga telah mengadakan pertemuan dengan Walikota Shenzhen saat itu, Qin Weizhong untuk mengembangkan IKN sebagai kota pintar atau smart city dan menerapkan teknologi di kotanya.
Dalam pertemuan dengan OIKN, Walikota Shenzhen saat itu membagikan pengalamannya membangun Kota Shenzhen, kota yang bertransformasi dari kota kecil menjadi metropolis dalam 40 tahun terakhir. Saat ini Shenzhen telah menjadi salah satu dari 10 pusat keuangan global, salah satu kota cerdas terbaik di RRT, dan menjadi rujukan pengembangan kota-kota lain di dunia.
Oleh sebab itu, Paul Romer menekankan, pembangunan IKN sebetulnya bisa menjadin katalisator untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Ia menganggap, salah satu kunci pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang cepat ialah melalui fokus kebijakan pemerintah dalam melaksanakan urbanisasi. Tanpa urbanisasi atau pembangunan kota-kota besar yang tersebar pada suatu wilayah negara, menurutnya akan sulit untuk penciptaan lapangan kerja formal, hingga modernisasi.
“Anda tidak dapat mempercepat pertumbuhan hanya dengan memberitahu bank sentral untuk memangkas suku bunga. Saya pikir Anda dapat mempercepat pertumbuhan dengan melakukan hal-hal seperti berinvestasi dalam urbanisasi yang cepat,” kata Paul Romer.
Paul Romer mengatakan, China merupakan salah satu negara yang terbukti sukses melakukan urbanisasi, hingga akhirnya pertumbuhan ekonominya mampu tumbuh cepat pada beberapa tahun sebelum Pandemi Covid-19. Bahkan pada 2021, atau saat masih merebaknya Pandemi Covid-19, China masih mampu menikmati pertumbuhan ekonomi 8,1%.
“Jika Anda melihat tahun-tahun pertumbuhan yang sangat cepat di Tiongkok, jutaan, puluhan juta orang dapat pindah ke kota-kota yang tumbuh sangat cepat. Orang-orang bisa mendapatkan pekerjaan sektor formal pertama mereka. Orang-orang dari daerah pedesaan dapat merasakan lingkungan kota yang modern,” tutur Paul.
Paul menganggap tepat bila pemerintah Indonesia berani mengambil keputusan untuk membangun Ibu Kota baru di wilayah Kalimantan itu. Ia mengaku terkesan bahwa pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk membangun IKN beberapa tahun terakhir. IKN dibangun sejak 2021.
“Inilah yang diajarkan pengalaman dari Singapura kepada kita, bahwa urbanisasi yang sukses akan terbayar sendiri karena keuntungan dari nilai tanah di kota dapat digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang harus dilakukan pemerintah. Jadi ketika saya melihat ke depan, saya berpikir ya ini bagus,” ujar Paul.