Kemendikdasmen gencarkan pemenuhan hak pendidikan khusus berbasis data

Kemendikdasmen gencarkan pemenuhan hak pendidikan khusus berbasis data

Ilustrasi – Seorang siswa berkebutuhan khusus mengeja kalimat syahadat menggunakan bahasa isyarat di Sekolah Khusus Negeri 01 Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (16/2/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/aww

 Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah mengupayakan pemenuhan hak pendidikan siswa berkebutuhan khusus dengan berpedoman kepada hasil pemetaan dari penghimpunan data profil belajar siswa.

“Sekarang mau masuk ke Dapodik (Data Pokok Pendidikan), kita sedang diskusi mau diwajibkan gak di seluruh sekolah. Kalau mandatory, wajib seluruh sekolah isi maka kita akan dapat peta anak-anak yang perlu perhatian khusus, perlu dipenuhi hak-haknya secara khusus,” kata Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikdasmen Putra Asga Elevri dalam diskusi yang digelar di Jakarta pada Selasa.

Ia menjelaskan penghimpunan data yang lebih akurat ini digencarkan karena ditemukan perbedaan definisi disabilitas antara standar global dengan Indonesia yang kemudian berpengaruh terhadap statistik rasio populasi yang memiliki hambatan disabilitas.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia mencatat 16 persen penduduk dunia mengalami hambatan disabilitas dengan rasio 1 banding 6 orang. Sedangkan di Indonesia, tercatat sebanyak 6 persen populasi dengan hambatan disabilitas atau perbandingannya 1 banding 17 orang.

“Ketika ke lapangan, disabilitas dengan spektrum yang luas itu bisa diperkirakan 20 persen. Jadi data selama ini yang kita sadari adalah 6 persen atau 1 banding 17, tapi kalau merujuk definisi yang lebih luas itu sebenarnya bisa jadi 20 persen atau 1 banding 6 rata-rata global, kita kemungkinan 1 banding 5,” paparnya.

Lebih lanjut, Asga menjelaskan pengumpulan data profil belajar siswa untuk peserta didik berkebutuhan khusus nantinya bukan berbasis pada pendekatan medis atau menekankan pada kondisi disabilitas siswa tersebut, melainkan berfokus pada asesmen fungsional dan kebutuhan dukungan bagi mereka.

“Basis data itu penting dan ini yang akan kita dorong supaya semua pihak bisa melihat data yang sama, dengan pemahaman yang sama, dan bagaimana memperlakukan siswa-siswa disabilitas ini berbasis data yang akurat dan tepat,” ujar dia. https://savoyardsdanslemonde.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*