
Pasar keuangan Indonesia ditutup euforia pada Senin (19/8/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik diikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami apresiasi begitu pula Surat Berharga Negara (SBN) kembali diborong investor.
Pasar keuangan diperkirakan masih bergerak cukup volatil pada hari ini, Selasa (20/8/2024) dengan terdapat beberapa sentimen yang telah rilis kemarin dan agenda hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,47% ke posisi 7.466,83. Penguatan tersebut membawa IHSG kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa barunya (all time high/ATH). Adapun terakhir kali IHSG mencetak ATH yakni pada 14 Agustus lalu di posisi 7.436,04.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp9,3 triliun dengan melibatkan 15 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 318 saham menguat, 276 saham melemah, dan 207 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor konsumer non-primer menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan, yakni mencapai 3,32%.
Sementara dari pasar mata uang, rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan kemarin sebesar 0,89% ke angka Rp15.545 /US$. Penguatan ini menghantarkan rupiah ke titik terkuatnya selama tujuh bulan terakhir atau semenjak 9 Januari 2024.
Apresiasi rupiah dan IHSG ini tak lepas dari sentimen dari domestik yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan reshuffle kabinet dengan melantik Menteri dan wakil Menteri baru beserta kepala lembaga negara pada pagi hari kemarin.
Terpantau, beberapa Menteri digantikan posisinya dalam kabinet, di mana salah satunya yakni Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly.
Yasonna, politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), telah digantikan oleh politikus senior Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Supratman Andi Agtas.
Reshuffle kali ini melibatkan menteri-menteri yang dekat dengan PDIP dan Megawati seperti Yasona dan Arifin diganti dengan lingkungan terdekat Prabowo dan Jokowi.
Selanjutnya, beralih pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang bertenor 10 tahun terpantau mengalami penurunan dari 6,705% menjadi 6,685%.
Penurunan imbal hasil ini merupakan yang terendah sejak 5 April 2024 atau sekitar empat bulan terakhir.
Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.