Avoskin & Hanasui Laris Manis di Tengah Heboh Overclaim Skin Care

Pengunjung mencoba kosmetik kecantikan di mall kawasan Depok, Jawa Barat, Senin 28/3. Kosmetik merupakan salah yang akan naik tarif PPN menjadi 11% dimulai pada 1 April 2022. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pasar produk kecantikan di Indonesia dikejutkan oleh tren pergeseran penjualan.

Berdasarkan data Compas.co.id, sejumlah merek mengalami penurunan penjualan yang signifikan karena dugaan overclaim kandungan produk mereka. Sebaliknya, merek yang dinyatakan true claim justru mengalami peningkatan, seperti Hanasui yang mencatat lonjakan penjualan hingga 252%.

Fenomena ini berkaitan erat dengan peningkatan kesadaran konsumen tentang kandungan produk kecantikan yang sebenarnya, yang diperkuat oleh edukasi dari para Key Opinion Leader (KOL) dan influencer di media sosial.

Salah satu figur yang berperan besar akhir-akhir ini dalam mengungkap fakta produk-produk overclaim adalah sosok Dokter Detektif atau dikenal sebagai Doktif. Doktif konsisten membongkar merek-merek yang mencantumkan klaim kandungan yang tidak sesuai, memberikan dampak signifikan pada perilaku konsumen.

Doktif, yang identitasnya masih dirahasiakan, kerap tampil di media sosial dan membeberkan merek-merek yang overclaim terhadap kandungan bahan aktif seperti retinol dan niacinamide. Aksi ini menjadi salah satu pemicu penurunan penjualan beberapa merek ternama hingga 82%, menurut data terbaru dari Compas.co.id. Konsumen yang merasa dirugikan kemudian beralih ke produk yang mereka anggap lebih transparan dan jujur dalam komposisinya.

Sebagai catatan,  Compas.co.id mengkompilasi belanja masyarakat di tiga platform utama yakni Shopee, Tokopedia & Blibli.

Berdasarkan analisis Compas.co.id, beberapa brand yang dinyatakan overclaim, seperti Brand A dan Brand B, mengalami penurunan drastis dalam jumlah produk terjual.

Brand B, misalnya, mencatat penurunan penjualan hingga 82%, sementara Brand A turun sebesar 45%. Ini mengindikasikan bahwa konsumen semakin cerdas dan cenderung memilih produk yang dianggap lebih terpercaya.

Di sisi lain, Hanasui, salah satu merek yang dianggap true claim, berhasil meraih keuntungan dari tren ini. Edukasi yang dilakukan oleh KOL, termasuk Doktif, membuat konsumen lebih yakin untuk membeli produk yang terjamin kandungannya. Hanasui bahkan mengalami peningkatan penjualan yang sangat signifikan sebesar 252%, mencerminkan tingginya kepercayaan konsumen terhadap produk yang dinilai sesuai dengan klaimnya.

Pergeseran ini menunjukkan pentingnya peran edukasi KOL dalam mempengaruhi keputusan konsumen di sektor kecantikan. Kehadiran Doktif sebagai salah satu KOL di platform-platform seperti TikTok Shop membantu mengarahkan perhatian konsumen pada isu keaslian produk dan kebenaran claim komposisi dari sebuah produk kecantikan, memberikan dampak positif bagi brand yang tidak melakukan overclaim.

Meningkatnya penjualan Hanasui dan beberapa merek lainnya juga mencerminkan bahwa konsumen tidak meninggalkan produk kecantikan secara keseluruhan, melainkan lebih selektif dalam memilih produk.

Dengan semakin banyaknya edukasi mengenai kandungan produk yang tepat, industri kecantikan di Indonesia diprediksi akan mengalami perubahan. Merek-merek yang melakukan klaim berlebihan kemungkinan akan menghadapi tantangan dalam mempertahankan kepercayaan konsumen, sementara merek yang true claim dapat terus meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

https://gradishki.com/polska/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*