
Otoritas Laos menangkap 771 orang terkait penipuan online. Mereka yang ditangkap berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Warga Laos yang paling banyak ditangkap dalam operasi tersebut yakni mencapai 275 orang.
Negara lainnya adalah Myanmar (231 orang), China (106), Ethiopia (11), Georgia, India (20), Mozambik (11), Fillipina (73), Uganda (6) dan sisanya berasal dari Vietnam, Burundi, Colombia, serta Tunisia.
Dari 771 orang yang ditangkap, sebagian besar adalah pria berjumlah 489 pria dan 281 wanita. Semua pelaku ditahan saat pihak berwenang membongkar jaringan penipuan pada 12 Agustus 2024 lalu.
Pihak keamanan juga berhasil mengamankan sejumlah bukti. Mulai dari 709 komputer desktop, 28 laptop, 1.896 ponsel, 2 iPad, dan 10 drive USB.
Kantor berita Vietnam mengungkapkan otoritas menangkap 155 warga Vietnam. Mereka disebut terlibat dalam ‘kegiatan penipuan lintas batas yang canggih’, dikutip dari Times Of India, Jumat (23/8/2024).
Warga Laos yang ditangkap berikutnya diberi peringatan dan kembali ke komunitas lokal. Sementara warga China dipindahkan ke otoritas negara tersebut pada 15 Agustus, sisanya diserahkan pada kedutaan masing-masing.
Polisi Vietnam dan Laos telah membongkar operasi penipuan siber dan perdagangan manusia berskala di Zona Ekonomi Khusus segi tiga emas bulan ini.
Tindakan ini jadi upaya untuk mengatasi dan mencegah kejahatan antarnegara pada Zona Ekonomi Khusus. Kepala Keamanan Publik Bokeo yang juga memimpin operasi, Anousin Sackpaseuth, mengatakan kegiatan tersebut untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di kawasan.
Wilayah segi tiga emas tersebut disebut sebagai pusat kejahatan online yang beroperasi secara global dengan berbagai modus seperti penipuan cinta, phising, hingga judi online.