PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 45 Gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan. Target tersebut akan tertuang di dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2024-2033.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, mengatakan bahwa target ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai kapasitas pembangkit listrik hingga 100 GW pada tahun 2040, dengan 75% di antaranya berbasis EBT.
“Nah kalau 2040, kita akan membangun sampai 75 gigawatt EBT. Kalau kita pecah ini menjadi RUPTL yang sampai 10 tahun, maka pada 10 tahun kita akan membangun renewable sampai dengan 45 gigawatt,” kata Evy saat diwawancara CNBC Indonesia di sela rangkaian acara COP29 di Baku, Azerbaijan, dikutip Jumat (22/11/2024).
Selain itu, PLN juga akan menambahkan kapasitas pembangkit berbasis gas sebesar 15 GW dalam periode yang sama. Pasalnya, gas merupakan sumber energi alternatif yang dapat menjadi pilihan utama dalam transisi energi.
“Dan ini dilengkapi dengan adanya tambahan dari sisi gas sebagai energi transisinya sekitar 15 gigawatt. Jadi ada 60 gigawatt di tahun 2033 nanti dan ada 100 gigawatt total di tahun 2040,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menetapkan target ambisius untuk meningkatkan kapasitas listrik nasional sebesar lebih dari 100 gigawatt (GW) dalam 15 tahun mendatang. Target ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mempercepat transisi energi bersih.
Ketua Delegasi Indonesia untuk COP 29, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa dari total kapasitas yang direncanakan sebesar 103 GW, setidaknya sekitar 75% akan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT).
“Pengembangan tenaga listrik yang akan dilaksanakan pemerintah 15 tahun ke depan. Itu nanti besar, lebih dari 100 gigawatt, 103 gigawatt jika tidak salah 75 persen dari program ini, ini semua terdiri dari energi baru dan terbarukan,” kata Hashim kepada CNBC Indonesia, Senin (19/11/2024).
Di samping itu, pemerintah juga berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai bagian dari bauran energi nasional. Hashim menambahkan ada lebih dari 5 GW yang direncanakan dari pembangkit jenis ini.
“Jadi ini komitmen dari Indonesia untuk itu. Di samping itu ada 5 gigawatt lebih dari tenaga nuklir,” kata dia.
Sementara itu, sisanya akan berasal dari gas alam, yang akan menjadi energi transisi untuk mendukung peralihan menuju bauran energi yang lebih bersih.