Investor Harus Lakukan Apa Kala Pasar Bergejolak? Ini Tipsnya

Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)

Para investor ritel disarankan untuk tetap tenang dan tidak panik saat pasar saham mengalami gejolak, seperti yang terjadi saat berbagai indeks dunia anjlok di awal Agustus, dengan Indeks Nikkei 225 Jepang memimipin koreksi yakni ambruk hingga 12,4%.

Saat melihat protofolio investasi yang telah terkumpul hilang dalam sekejap, sangat mudah bagi investor untuk membuat keputusan yang tergesa-gesa. Namun, para ahli menyarankan agar investor tidak langsung menghitung kerugian atau mengubah strategi investasi mereka secara drastis. Sebaliknya, disarankan untuk menunggu hingga badai berlalu dan harga saham kembali naik.

Untuk menghindari risiko gejolak pasar, investor disarankan untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap faktor-faktor teknis yang tidak terkait langsung dengan perubahan fundamental ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga masih memberikan informasi yang berguna.

Dalam menghadapi gejolak pasar saat ini, investor perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap alokasi portofolio. Sebagai contoh, jika seorang investor mempertahankan 60% tabungan dalam bentuk saham dan 40% dalam obligasi, perubahan harga saham dan obligasi dalam beberapa minggu terakhir dapat mengubah komposisi ini menjadi 56% saham dan 44% obligasi.

Untuk mengembalikan keseimbangan ini, investor mungkin perlu menjual obligasi yang harganya naik dan membeli saham yang harganya turun.

Namun, melakukan penyesuaian portofolio di tengah gejolak pasar sering kali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Investor cenderung menunda keputusan ini karena takut harga saham akan turun lebih lanjut.

Oleh karena itu, lebih baik menetapkan jadwal penyesuaian portofolio secara rutin, misalnya setiap kuartal atau bulan, tanpa terlalu memperhatikan kondisi pasar.

Bagi investor yang lebih berani, gejolak pasar juga dapat digunakan untuk menilai kembali alokasi portofolio berdasarkan kondisi pasar dan toleransi risiko. Dengan menggunakan formula seperti “Merton share”, investor dapat menyesuaikan alokasi portofolio antara saham dan obligasi berdasarkan ekspektasi imbal hasil dan volatilitas pasar. Namun, perubahan alokasi ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak berdasarkan keputusan panik.

Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa investor harus sepenuhnya mengabaikan fluktuasi pasar. Perubahan harga saham dapat mempengaruhi posisi portofolio dan prospek investasi.

Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memiliki rencana respons yang telah disiapkan sebelumnya agar dapat menavigasi kondisi pasar yang penuh ketidakpastian dengan lebih baik.

Kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*