Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat pada awal perdagangan sesi I Rabu (7/8/2024), di tengah sedikit membaiknya sentimen pasar global.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,53% ke posisi 7.166,69. Selang sepuluh menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung naik sedikit menjadi 0,58% ke 7.170,71. IHSG masih berada di level psikologis 7.100. Namun jika penguatan semakin kencang, potensi IHSG ke level 7.200-an lagi pun terbuka lebar.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 716 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 68.536 kali.
IHSG cenderung kembali menguat, di tengah cenderung sedikit membaiknya sentimen pasar global dan dalam negeri, setelah adanya nada dovish dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Seperti diketahui, bursa saham menjadi lautan merah pada Senin pekan ini karena aksi jual besar-besaran. Kondisi ini semula dikhawatirkan akan berlangsung lama. Namun, saham dengan cepat berbalik arah pada Selasa kemarin, meski beberapa terpantau masih melanjutkan koreksinya.
Pada hari ini, selain karena adanya nada dovish beberapa pejabat The Fed, pasar juga akan memantau rilis data neraca dagang China sampai cadangan devisa RI.
Para pejabat the Fed baru-baru ini memberikan komentar penolakan terhadap gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, juga mengingatkan jika ambruknya saham pada pekan lalu dan Senin tidak bisa memaksa The Fed untuk memangkas suku bunga sesuai keinginan pasar. The Fed tetap bergerak sesuai data yang berkembang.
“Tidak ada dalam mandat Fed yang bertujuan untuk memastikan bahwa pasar saham merasa nyaman,” kata Goolsbee, dalam wawancara dengan New York Times.
Sebagaimana diketahui, pada awal pekan ini, market dilanda volatilitas yang sangat tinggi, VIX index yang mengukur ketidakpastian pasar hanya dalam sehari naik lebih dari 60%. Seluruh instrumen di pasar keuangan global pun tak kebal dari goncangan.
Meski begitu, pada kemarin VIX indeks sudah kembali turun dengan cepat yang menunjukkan pemulihan pasar keuangan, termasuk IHSG sampai rupiah.
Pemulihan gerak pasar yang cepat, salah satunya dipengaruhi komentar para petinggi The Fed yang menolak gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi
Komentar penolakan pejabat The Fed terhadap resesi tersebut setidaknya memberikan “angin segar” yang membuat kekhawatiran mereda.
Melansir dari Reuters, beberapa dari mereka juga tidak tinggal diam, mereka juga menegaskan bahwa The Fed perlu segera memangkas suku bunga untuk menghindari potensi kemunduran ekonomi.
Pelaku pasar kini membaca peluang sekitar 75% bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada September. Menurut alat FedWatch dari CME Group Investor mengestimasi Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun mencapai 4,25 – 4,50%.
Beralih ke domestik, akan ada rilis data cadangan devisa untuk periode Juli 2024 yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) pada pagi ini sekitar pukul 10,00 WIB.
Posisi cadangan devisa diperkirakan bisa turun lantaran dipengaruhi prospek pelemahan permintaan ekspor dan kinerja rupiah yang mengecewakan bulan lalu.
Salah satunya dari pelemahan permintaan ekspor ke AS, meskipun ekspor Indonesia ke AS tidak sebesar ke China, tetapi bahan baku atau barang setengah jadi yang dikirim ke China juga akan diolah dan berakhir di AS lagi.
Melihat dari sisi makro, pelemahan ekspor ke AS ini disinyalir karena daya beli yang turun di tengah kondisi pasar tenaga kerja yang mengecewakan di tambah kondisi manufaktur yang masih terkontraksi.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar US$ 140,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2024 sebesar US$ 139,0 miliar.