Pabrikan mobil menghadapi perlambatan ekonomi belakangan ini, terlihat dari menurunnya penjualan mobil dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu pabrikan yang berfokus pada kendaraan komersial Isuzu juga mengakui ada tantangan yang terasa saat ini.
“Dalam menghadapi 2024 ada beberapa tantangan, di sektor otomotif di Indonesia menghadapi kondisi makro seperti fluktuasi, kemudian tren terbaru pemotongan suku bunga yang berdampak pada suku bunga BI,” kata Direktur Business Solution Yohanes Pratama PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di Workshop Astra, Kamis (19/9/2024).
Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengejutkan dunia dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (19/9/2024). Selain itu faktor yang dihadapi para produsen mobil saat ini adalah ekonomi lesu yang membuat daya beli turun.
“Fluktuasi market harus disikapi optimis, kemudian global economy slowdown, pertimbangan The FED dalam memangkas suku bunga karena di US penganggurannya tinggi,” kata Yohanes.
Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19. Hal itu juga berdampak pada ekosistem industri otomotif RI, utamanya jika nanti Bank Indonesia menyesuaikan suku bunga.
Di sisi lain, persaingan antar pabrikan juga semakin ketat belakangan ini, yakni banyaknya brand baru yang masuk ke dalam pasar otomotif RI.
“Market dalam negeri juga dinamis, kemudian regulasi biofuel, mulai hadir juga beberapa pesaing di LCEV,” sebut Yohannes.